We Care, We Share

Tentang JICT

PT Jakarta International Container Terminal adalah perusahaan yang bergerak dalam bisnis layanan bongkat muat petikemas baik ekspor maupun impor. JICT adalah perusahaan afiliasi yang didirikan pada tahun 1999.

Pemegang saham mayoritas di JICT adalah Hutchison Port, sebesar 51% Hutchison Port sendiri merupakan perusahaan investor pelabuhan yang terkemuka dan berpusat di Hongkong. Selain itu , Hutchison Port adalah developer dan operator pelabuhan di 26 negara di kawasan Asia, Timur Tengah, Afrika, Eropa, Amerika, Australia.

Program CSR

Berperan aktif dalam membangun mutu kehidupan sosial dan kelestarian lingkungan hidup adalah komitmen moral dan kemanusiaan yang di pegang teguh oleh PT. Jakarta International Container Terminal (JICT). Melalui berbagai program Corporate Social Responsibility yang dilaksanakan oleh JICT, komitmen tersebut dilakukan dengan kesungguhan hati dan profesionalisme yang tinggi.

Karakter CSR JICT

Tagline “We Care – We Share”, yang menjadi jardon utama program CSR PT. Jakarta International Countainer Terminal sesungguhnya menggambarkan secara singkat, padat dan jelas, tentang karakter program CSR yang dikembangkan oleh JICT

Ustadz Oban Sobari – Dewan Pembina Yayasan Ash-Shiddiq Jakarta

“Program GDS sangat bagus dan mendukung sekali. Tanpa didukung program GDS, maka keseluruhan aktifitas belajar-mengajar termasuk program kerja sekolah tidak berjalan baik. Bantuan PT. JICT sangat positif bagi kami. Semoga perjalanan kerjasama ini berlangsung lancar dan terus berkelanjutan.”

Syarifah Najwa A. A. – Siswi SMP IT Ash-Shiddiq kelas VIII Jabaliyah

“Seru, asyik, dan seneng banget bisa lancar Bahasa Inggris. Dengan GDS, programnya sangat menunjang, membantu dan memudahkan untuk jangka panjang seperti UNBK dan mencari kerja dengan bekal Bahasa Inggris & kemampuan Komputer yang baik. Semoga program GDS terus berlanjut sehingga saat nanti kelas IX masih bisa merasakan manfaatnya. Terima kasih JICT !!!”

Drg. Nunik Damayanti - Relawan Rumah belajar

"Yang menyenangkan dari kegiatan pembelajaran diRumah belajar adalah dalam hal metodenya, yang tidak melulu bersifat klasikal. Anak-anak bisa belajar dimanapun, dan dengan cara apapun. Bahkan terkadang, anak-anak juga belajar di Rumah saya, yang bisa kami jadikan ruang belajar untuk anak-anak. Anak-anak sangat senang dengan pola belajar yang santai, serta kebersamaan.

Saya berharap, Rumah belajar ini terus dipertahankan dan ditingkatkan, agar bisa memberikan manfaat kepada masyarakat yang tidak mampu, serta anak putus putus sekolah di wilayah Jakarta Utara."